Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Bali mampu saja menjadi destinasi terpenting turis-turis mancanegara yang ingin mencari teriknya udara tropis. Namun kalau turis yang hendak mereguk keasrian dunia, serta berbagai macam rupa persembahan bercita merasai tinggi, Sumatera Barat-lah tempatnya.

Propinsi yang terletak pada tengah-tengah darat Sumatera tersebut, menawarkan kemuliaan alam yang molek, juga adat istiadat yang beda. Tak kurang dari 15 daerah urusan wisata, menyajikan aneka siasat kuliner, pesona alam, juga atraksi pranata yang menawan.

Jika Kau merencanakan wisata singkat, 4 hari pengembaraan cukup untuk menjalang segala obyek wisata penting disini.

Hari mula-mula di lembah Minang, ada baiknya mengunjungi Bukittinggi dan nagari-nagari di sekitarnya.

Bukittinggi satu diantara kota tertinggi di Zona Nan Tigo, yang http://www.toursumbar.info jadi jantungnya pranata Minangkabau. Bukittinggi terletak tatkala ketinggian 909 - 941 meter di atas permukaan laut (dpl). Hawanya yang sejuk, sama halnya Bandung tatkala daratan Priangan, menjadikannya sebagai tempat penginapan favorit di akhir rekan.

Pedesteriannya yang lebar serta dinaungi pepohonan yang lebat, memungkinkan karet turis untuk berfoto-foto lalu menikmati ademnya suasana metropolitan. Selain trotoar yang mega, jenjang-jenjang pada puluhan bujang tangga, juga menghubungkan ahad tempat ke tempat pertunjukan lainnya.

Menyusuri kuliner spesifik Minangkabau, kita berserobok menggunakan deretan penjual nasi kapau. Di Pasar Bagi, nasi campur khas orang Kapau hal itu menyajikan berbagai macam macam lauk yang sanggup menerbitkan selera. Dendeng balado, tambusu, gulai cincang, goreng, gulai bebek hijau, ikan bakar, serta ayam gulai, tersaji ranggi di bagi panci almunium berdiameter 30 senti.

Centong pengambil lauk yang bertangkai panjang, rampung menjangkau segala masakan dalam disajikan di piring-piring klien. Teh telur, es memotong, atau emping dadih, larat disantap serupa penutup. Minuman khas Minangkabau ini, rongak dijumpai di tempat beda. Kalaupun terdapat, rasa & aromanya tidak senikmat yang terdapat di ranah Minang.

Di sosok barat kota, terhampar padat Ngarai Sianok dengan tebing-tebing curam menghujam ke kolong. Menyusuri ngarai melalui jalan setapak, kita dengan bersua nagari-nagari permai pada kaki Gunung Singgalang. Di antara nagari-nagari tersebut, Koto Gadang-lah yang ternama.

Kanagarian ini dari dulu besar sebagai teritori penghasil jauhari. Dari nagari ini wujud tokoh-tokoh buntal macam Sutan Syahrir, Elok Salim, dan Rohana Penting. Di sebelah nagari getah perca intelek, Koto Gadang juga merupakan nagari para pengrajin. Sulaman Koto Gadang dan perhiasan peraknya, menjadi cendera mata favorit wisatawan mancanegara.

3071813194_6a9a9fc203_o_d.jpg

Selain miniatur graha gadang, pembuatan gelang, giwang, dan giwang juga ditemui di sini. Dalam Koto Super, rumah adat jarang ditemukan. Rumah-rumah berarsitektur gaya Eropa justru mengontrol kampung seluas 640 hektar tersebut. Laksana nagari lainnya di Sumatera Barat, rumah-rumah di sini sebagian tak berpenghuni.

Pemilik griya banyak yang pergi merapah, dan rumah hanya dibuka sesekali sebab orang tugas. Perjalanan ke Bukittinggi ditutup dengan mengunjungi danau Maninjau di wilayah barat Kota Agam. Mengarungi Matur, Maninjau hanya ditempuh setengah weker perjalanan.

Sebelum menuruni kelok 44, ada baiknya berhenti lepas di Embun Pagi. Mereguk pemandangan luak yang mempesona. Dari martabat 539 meter, permukaan luak nampak mengkilat seperti muka. Airnya yang jernih, beriak-riak kecil salah ke tepian. Sesekali tampak perahu nelayan melintas sementara melempar pemayang. Sawah yang mulai menguning, serta atap gonjong yang samar-samar, terbentang luas mempercantik selingkaran danau.